WARUNG NASI UDUK
Pagi ini suasananya cerah, sinar matahari perlahan mulai naik ke permukaan kini bersinar cerah menyapa bumi yang di selimuti malam bersama bulan dan bintang. Udara yang terasa masih sejuk, burung-burung berkicauan mengisi pagi ini.
Dengan muka khas bangun tidurnya, ia mengenakan kaos hitam polos dan celana bokser pokemon kesayangannya. Yudha mengendarai miko si motor beat hitam kesayangannya yang ia dapatkan dengan hasil menabungkan uang jajannya dan juga hasil kerja paruh waktunya.
Ia tak menggunakan helm karena jarak yang ia tempuh tidak begitu jauh. Hanya melewati beberapa komplek untuk sampai di warung Mpok Aweh penjual nasi uduk. Yudha membeli sarapan untuk dirinya dan juga Diyo yang menginap semalam.
Tidak memerlukan waktu lama, Yudha sudah sampai di warung nasi uduk Mpok Aweh. Ia memarkirkan motornya di depan warung itu.
“Ini nonn nasinya”
Ucap Mpok Aweh memberikan keresek yang berisikan nasi uduk itu kepada seorang gadis
“Ohh iya Mpok, ini uang nya”
Ucap gadis itu mengambil pesanannya dan memberikan uang belanja nya
“Itu Aya gak sih?”
Batin Yudha saat melihat seorang gadis yang terlihat seperti Ayanna
“Gue sapa ahh”
Yudha bersiap beranjak dari motornya untuk menyapa Ayanna
“Makasih Mpok”
“Iyakk nonn sama-sama”
Baru saja ingin menyapa, sayangnya Ayanna sudah buru-buru pergi. Ia terlihat sangat buru-buru pergi dari sana mengendarai mobilnya
“Buru-buru amat tu anak”
Ucap Yudha heran.
“Ehh jangan bengong aje lu tong, ntar kesambet baru tau rasa lu”
Ucap Mpok Aweh menegur yudha. Yang di tegur hanya bisa cengengesan sambil menggaruk tengkuknya
“Ehehhe. Mpok, nasi dua ya bungkus, lengkap”
“Ohh iyak dahh, tunggu bentar yakk”
Ucap Mpok Aweh sambil membuatkan pesanannya
“Dia tinggal Deket sini apa gimana?”
Tanya Yudha sedang berfikir mengapa ia bisa melihat Ayanna sepagi ini di tempat ini
“Lahh Ini dompet siapa?” Batin Yudha
“Mpokk, ini dompet siapa yakk?”
Ucap Yudha sambil menunjukan dompet berwarna putih bercorak bunga-bunga itu pada Mpok Aweh
“Lahh kagak tau Mpok tong. Punya non yang tadi kali yakk”
Yudha yang penasaranpun membuka isi dompet untuk memastikan siapa pemiliknya. Saat membuka isi dompetnya, benar saja dompet itu milik Ayanna. Terlihat dari kartu tanda pengenal yang terdapat foto gadis itu dengan nama Ayanna Gabriel Permana.
“Busettt, dompetnya biasa aja isinya blackcard”
Ucap Yudha yang terkejut mengetahui isi dompet Ayanna
“Ini siapa? Pacarnya kali yak?”
Batinnya saat melihat ada sebuah foto pria di dompet Aya
“Nihh tong pesenannya udah jadi”
Mpok Aweh memberikan pesanan Yudha
“Lu kemane aje tong? Udah lama Mpok kagak liat lu, sibuk lu?”
Yudha menutup dompet itu dan mengambil pesanannya.
“Hehehe iya Mpok, sekarang sibuk kuliah. Mpok kangen nih?”
Jawab Yudha sambil bercanda dengan Mpok Aweh, dulu Yudha sudah menjadi langganan tetap setiap pagi, tapi belakangan ini ia jarang terlihat
“Iyak iyak terserah lu dah tong. Belajar yang bener lu, jangan ampe kayak laki Mpok noh, masih pagi kerjaannye mainin burung mulu”
Kata Mpok Aweh memberi nasihat
“Hahaha iya Mpok, saya kan pinter Mpok”
Ucap Yudha dengan bangga
“Mpok ini dompetnya saya bawa ya, punya temen saya”
“Ahh yang bener lu? Ntar lu bawa lari ntu dompet brabe urusannye”
Ucap Mpok Aweh tak percaya
“Yaelahhh bener Mpok, satu kampus bareng saya dia, satu organisasi juga”
Jelas Yudha pada Mpok Aweh
“Ohh yaudah dahh. Tapi bener lu balikin yakk”
“Iyaaa Mpok tenang aja. Yaudahhh saya pamit dulu yaa”
Yudha beranjak pergi dari sana
“Iyakkk”
Ucap Mpok Aweh tak menghiraukan nya. Seperti ada yang aneh tiba-tiba Mpok Aweh sadar akan sesuatu
“Lahh mau kemana lu tong. Belum bayar lu astaghfirullah”
Teriak Mpok Aweh memanggil Yudha yang sudah duduk di atas motor. Yudha pun buru-buru turun dari motor dan kembali menghampiri Mpok Aweh
“Ehehehe. Maap Mpok lupa saya”
Cengir Yudha sambil memberikan uang nya
“Ahhhh kebangetan banget lu. Makasih yakk uang lu pas”
Ucap Mpok Aweh saat menerima uang dari Yudha
“Hehehe maap ya Mpok”
Sekali lagi Yudha meminta maaf dan pergi meninggalkan tempat itu.
“Nihhh”
Yudha memberikan sebungkus nasi uduk pada Diyo yang sedang duduk di teras depan kamar sambil menghisap sebatang nikotin ditemani segelas kopi hitam di sampingnya
“Thanks bro”
Diyo mengambil nasi uduk yang di berikan Yudha
“Ada lagi nihh”
Yudha memberikan dompet milik Ayanna pada Diyo
“Apaan nih?”
Tanya Diyo bingung
“Punya Aya”
“Ayanna?”
Diyo heran mengapa Yudha bisa bertemu Ayanna sepagi ini. Apalagi Yudha membawa dompet milik nya
“Gue gak sengaja ketemu dia tadi di warung. Tadinya mau gue sapa, tapi dianya malah buru-buru pergi. Mana ngebut banget lagi tu anak bawa mobil”
Jelas Yudha pada diyo
“Terus?”
“Yaa gara-gara buru-buru dia gak nyadar ninggalin dompetnya”
“Terus?”
“Teras terus teras terus Mulu Lo”
Protes Yudha kesal pada Diyo karna responya yang seperti tidak perduli dengan ceritanya
“Ya maksud gue tujuan Lo ngasi dompet ini ke gua apa?”
Ucap Diyo sambil memegang dompet itu
“Biar Lo lah yang balikin”
“Gak. Lo yang nemuin, Lo juga yang balikin”
Diyo memberikan kembali dompet itu pada Yudha
“Dihh yaudah kalo gitu”
Yudha mengambil dompet yang dipegang Diyo tadi, ia berjalan ke dalam untuk menaruh dompet itu dan mengambil dua piring dan sendok. Yudha kembali ke depan dan memberikan piring dan sendok untuk Diyo.
“Nihh piring sama sendok Lo”
Diyo mematikan rokoknya di asbak dan mengambil piring dan sendok yang Yudha berikan
Mereka menikmati sarapannya dengan tenang, hal ini jarang terjadi. Biasanya mereka akan saling mengobrol membahas sesuatu, namun kali ini keduanya diam. Yudha sibuk dengan pikirannya. Ia masih sibuk memikirkan mengapa Ayanna berada di lingkungannya dan Diyo yang memang sedang tidak ingin untuk di ajak mengobrol.
Setelah mereka berdua menghabiskan sarapan, kini keduanya sama-sama memegang sebatang rokok di tangan masing-masing. Suasana hening sejenak, hanya ada hembusan asap rokok yang mengudara.
Diyo membuka pembicaraan
“Yudd. Traktiran Lo besok yaa. Gue gak bisa hari ini”
“Yaelahh masalah itu gak usah di bahas pakk. Gue cuma bercanda. Yakali gue itung itungan ama temen sendiri”
Ucap Yudha sambil menghembuskan asap rokok nya
“Ohh gak mau nihh? Gue sih ikhlas aja traktir Lo”
Goda Diyo
“Kalo Lo maksa gue gak nolak sih, hehehe”
Cengir Yudha sumringah
“Emang Lo mau kemana pak?”
Tanya Yudha
“Biasa”
Diyo menghisap rokok nya, pandangannya lurus menatap ke depan. Entah mengapa rasanya Diyo sedang memikul beban yang berat
“Raya?”
“Hmmm”
Jawab Diyo singkat
Dengan cepat Yudha mengerti maksud Diyo.
“Kalo gak kuat lepasin aja kali pak”
Diyo menoleh ke arah Yudha yang tengah mentap lurus kedepan
“Semirip apapun dia, tetep aja dia bukan orangnya. Kasian anaknya, cuma jadi bayang-bayang Lo aja”
Ucap Yudha yang kini ikut menatap balik Diyo
“Tapi terserah Lo sih pak, gue gak bisa atur isi hati Lo kayak gimana”
Yudha bangkit dari tempat duduknya
“Gue mau tidur lagi. Masih ngantuk gue. Lo gak ikut?”
Tanya Yudha pada diyo yang masih termenung dengan perkataan Yudha tadi
“Lo duluan aja, gue abisin ini dulu”
Ucap Diyo menunjukan rokoknya yang masih setengah
“Ohh yaudah”
Yudha kembali ke dalam dan meninggalkan Diyo sendirian di teras