Tengah malam
Malvin mengantarkan Ayanna pulang kerumah. Selama di perjalanan Malvin hanya diam, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Malvin, suasana di perjalanan sangat hening. Ayanna pun tidak berani membuka pembicaraan karena ia takut pada Malvin, ia hanya sesekali melirik ke arah Malvin berharap Malvin peka dan membuka pembicaraan, namun nihil Malvin tetap fokus pada jalanan. Yupp Aya memang paling takut saat Malvin sudah marah.
Entah apa yang membuat nyali Ayanna menciut saat menghadapi Malvin. Padahal kali ini ia tidak sepenuhnya salah, namun ia selalu kehabisan kata saat beradu argumen dengan Malvin.
Mobil yang di kendarai Malvin kini sudah sampai di depan rumah Aya, Malvin hanya diam tak bersuara, pandangannya fokus menatap ke depan. Ayanna bingung harus bagaimana. Akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka suara
“Vinn?”
Panggil Aya lembut, berusaha menarik perhatian Malvin yang diam sedari tadi.
“Hmmm”
Akhirnya Malvin membuka suara meskipun ia masih enggan menoleh pada gadis yang berada di sampingnya itu
“Maafff”
Ucap Aya sambil menundukan kepalanya
“For what?” Tanya Malvin datar
“Buat yang tadi di club”
“Emang apa?”
Tanya Malvin yang sepertinya berusaha memancing Ayanna agar mau mengakui kesalahannya.
“Itu yang tadiii, gue yang salah karna udah buat keributan. Seharusnya gue gak pake cara kekerasan buat nyelesain masalah”
“Lagii...…?”
Aya menghela nafas nya
“Iyaaaa, gue janji gak bakal ngulangin lagi, gue bakal berfikir dulu akibat apa yang udah gue lakuin sebelum bertindak”
“Good, jadi Lo udah paham maksud gue kan?”
Malvin menatap Ayanna yang masih menundukan kepalannya
“Iyaa”
Malvin tersenyum kecil, ia mengusap surai kepala Ayanna lembut
“Udahh gue gak marah sama Lo kok”
Ayanna mendongakan kepalanya, ia menoleh ke arah Malvin
“Bener udah gak marah?”
Malvin mencubit pipi Ayanna gemas
“Iyaa enggakk”
Sang empunya hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh Malvin
Malvin menyudahi kegiatannya mencubit pipi chubby Ayanna
“Udah sana masuk, tidur jangan bergadang”
“Vinn?”
“Yes babe?”
“Can i ask you something?”
“Yes Anything babe”
“Lo capek gak sih temenan sama gue?”
Aya menatap Malvin dalam. Mendengar itu Malvin mengerutkan keningnya. Ia cukup terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan gadis itu.
“Hey heyy what you talking about? Gak usah ngaco gitu ngomongnya. Gue gak pernah bosen apalagi capek temenan sama Lo, ngerti?”
“Hmmm”
Ayanna hanya mengangguk pelan dan terlihat sedang memikirkan sesuatu
“Heyy what's wrong with you babe?”
Malvin mulai panik, ia takut terjadi sesuatu pada Ayanna yang tak ia ketahui
“Hmm gapapa sih, gue cuma ngerasa dari dulu gue kayak jadi beban Lo aja Vin”
Entah apa yang dipikirkan ayanna hingga tiba-tiba ia bisa berkata seperti itu. Moodnya sangat sulit untuk di tebak.
“Ayanna, Lo gak pernah sekalipun jadi beban buat gue. Gue ngelakuin semua ini atas kemauan gue sendiri yyaa. Lo yang bilang sendirikan kalo gue kembaran Lo, gue bukan cuma sekedar sahabat Lo tapi gue juga kembaran Lo. Tugas gue cuma ngelindungin Lo dan buat Lo bahagia”
Malvin menggenggam tangan Aya
“Maafin gue ya kalo tadi gue terlalu keras sama Lo”
Aya tersenyum dan menggelengkan kepalanya
“Gak kok vinn, makasih ya”
Malvin menatap Aya dalam, ia bertanya-tanya apakah gadis yang berada di sampingnya ini benar baik-baik saja?
“Yyaa, kalo ada masalah cerita ya sama gue. Jangan Lo Pendem sendiri, Lo masih punya gue, ok?”
Aya tersenyum dan mencubit kedua pipi Malvin
“Iyaa bawelll”
Ayanna tertawa kecil sambil terus mencubit pipi Malvin.
“Sini Lo”
Malvin tak ingin kalah dari Aya pun ikut mencubit pipi Ayanna. Mereka pun perang saling mencubit pipi
“Aawww vinn sakit ihh, Lo mah bercandanya gak kira-kira”
Protes Aya memukul perut Malvin karena Malvin mencubitnya cukup keras
“Abisnya lo gemesin yyaa”
Ucap Malvin yang kali ini mencubit hidung Ayanna gemas
“Ihhhhh, udah ahh gue mau masuk. Lo hati-hati pulangnya. Thanks ya udah anterin gue pulang”
Malvin hanya tertawa
“Iyaa, tidur sana. Inget jangan bergadang”
“Terserah gue dong mau bergadang apa gak”
Ucap Aya saat membuka pintu dan ingin turun dari mobil
“Ayanna...”
“Nyenyenyenyeeee, wlleee”
Ucap Ayanna mengejek Malvin sambil memeletkan lidahnya Dan kabur begitu saja meninggalkan Malvin
“Dasar bocill”
Malvin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah gadis itu. Ia memperhatikan Ayanna yang berlali memasuki rumahnya.
Setelah ia memastikan Ayanna benar-benar masuk ke dalam rumah, baru ia pergi meninggalkan tempat itu.
Saat dalam perjalanan pulang, tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna hitam menyalip mobil milik Malvin. Mobil itu berhenti tepat di depan Malvin hingga membuat Malvin secara otomatis ikut mengerem dan menghentikan mobilnya.
Seseorang keluar dari mobil itu dan berjalan menghampiri Malvin.
Melihat siapa yang keluar dari mobil itu Malvin menghela nafasnya kasar
“Mau ngapain lagi dia?”
Gerutunya di dalam mobil, sungguh ia sangat malas menghadapi orang ini
“Keluar Lo”
Ucap laskar sambil mengetuk kaca pintu mobil
Dengan malas Malvin pun turun dari mobilnya
“Brengsek”
BUGGG
Baru saja Malvin turun dari mobilnya, tiba-tiba laskar melayangkan pukulan yang keras mengenai wajah Malvin. Malvin pun sedikit oleng saat di hantam oleh laskar.
Malvin memegangi sudut bibirnya yang berdarah.
“Maksud Lo apaan bangsat?”
“Ngapain Lo bawa Ayanna pergi hah?”
Malvin meludah ke samping dan tertawa kecil, ia tersenyum sinis kepada laskar
“Harus banget Ayanna laporan sama Lo dia mau kemana? Lo siapa nya dia hah?”
Laskar memgepalkan kedua tangannya, ia tak bisa lagi menahan emosinya mendengar ucapan Malvin
“LO JAUHIN AYA”
Ucap laskar penuh penekanan
“Justru Lo yang harus jauhin Aya, Lo itu cuma jadi pengaruh buruk buat dia”
“BAJINGAN”
BUGG BUGG BUGGG
Laskar kembali menghantam Malvin habis habisan. Malvin pun membalas pukulan dari laskar. Ia menendang dada laskar hingga terjatuh ke aspal. Kini Malvin berada di atas laskar dan memukuli wajah laskar Tampa ampun, laskar memberontak dan menggulingkan Malvin ke samping hingga posisinya berubah, laskar kini berada di atas Malvin, ia mencengkram kerah baju Malvin
“Lo pikir Lo siapa hah? Mentang-mentang Lo udah lama sahabatan sama dia, bukan berati Lo bisa ngontrol dia”
Ucap laskar penuh dengan emosi, lagi dan lagi laskar menghantamkan pukulan pada Malvin. Ia hanya dia tak memberika perlawanan
Laskar menghentikan pukulannya, deru nafasnya memburu. Malvin yang berada di bawahnya kini tertawa
“Hahahahahahahhahahahaa”
Laskar heran mengapa Malvin tiba-tiba tertawa
“Gue emang cuma temennya Aya, tapi gue satu-satunya orang yang bisa dia andelin, gue yang dia anggep kembarannya, gue yang selalu jadi Hero buat dia. Sedangkan Lo apa? Hahaha artinya Lo apa buat Aya hah?”
“Dasar banjingan. Orang gila kayak Lo gak pantes ada di deket Ayanna”
Malvin tersenyum sinis
“Emang Lo pantes buat dia?”
Laskar semakin keras mencengkram kerah baju Malvin
“Lo tau gak tadi di club Aya berantem? Lo kemana hah waktu dia perlu bantuan hah?”
Laskar diam tertegun, ia tidak tau kalau tadi Ayanna berkelahi di club
“Kenapa diem aja? Lo gak tau kan? Masih berani Lo bilang gue gak pantes buat dia. Lo aja gak bisa jagain dia, gimana Lo bisa pantes buat dia?”
Laskar tiba-tiba merasa lemas mendengar ucapan Malvin. Ia merasa bersalah pada Ayanna karena tidak bisa menjaganya dengan baik.
Malvin menyingkirkan laskar dari hadapannya dan bangkit berdiri
“kalo gak bisa jagain Aya mending gak usah”
Ucap Malvin sambil merapihkan pakainnya yang kusut dan kotor.
“Satu hal yang perlu Lo tau, gue gak perduli Ayanna ngebales perasaan gue atau gak, yang terpenting tugas gue ngelindungin dia dan mastiin dia bahagia”
Ucap Malvin lalu pergi meninggalkan laskar yang masih duduk terdiam
“Bego, laskar Lo bego banget anjing”
Ucapnya yang menyalahkan dirinya sendiri. Ia merasa malu, ia merasa gagal menjaga Ayanna