BOYS TALK


“korek Lo dong”

Yudha memberikan benda kecil persegi panjang itu pada Diyo

“Trus gimana?”

Tanya Yudha di sela kegiatan mereka yang tengah menghirup sebatang nikotin di tangan mereka masing-masing.

Diyo menghembuskan asap yang keluar dari mulutnya

“Ya gue sentil aja jidat dia, trus gue tinggalin”

Jelas Diyo melanjutkan ceritanya, kembali ia hisap sebatang nikotin itu dan menghembuskannya

“HAHAHAAHAHAHHAAA”

Suara tawa Yudha mengisi ruang tamu yang hanya di huni oleh mereka berdua

“Bego banget si Aya, bisa-bisanya dia gak inget sama kahim sendiri, mana dikira Lo modusin dia lagi hahahaha”

Ucap Yudha yang masih tertawa, Diyo tidak membalas ucapan temannya itu, ia masih sibuk menghisap rokok yang ada di tangannya, ia hanya tertawa kecil melihat reaksi Yudha saat mendengar ceritanya yang sangat random hari ini. Tentunya tentang bagaimana anggota nya sendiri tidak mengenali dirinya yang notabennya adalah seorang ketua BEM.

“Gue gak sabar pingin liat reaksi dia Minggu depan pas tau Lo siapa”

Ucap Yudha seakan sedang membayangkan reaksi dari gadis yang sedang mereka bicarakan

“Trus si Aya mau Lo apain?

Tanya Yudha sambil menoleh ke arah Diyo yang tengah duduk di sampingnya

“paling kayak biasa”

Ucap Diyo sambil mematikan sebatang rokok nya yang tersisa sedikit. Ia bangkit dari sofa

“Udah jam 04.35 gue capek mau tidur”

“Anjirr udh pagi aja”

Ucap Yudha yang tidak menyangka ternyata obrolan mereka cukup lama

“Lo utang ya sama gue njing, gara-gara Lo gue jadi ikutan begadang”

Ucap Yudha yang juga tengah mematikan rokoknya

“Biasanya juga sampe pagi Lo nongkrong gak masalah”

Cicit Diyo kesal

“Hehehhe. traktir apa kek besok, gue lagi bokek”

Cengir Yudha

“Iyaaaaa terserah, asal tau diri aja Lo”

“Ihh tenang aja Yudha tau diri kok, paling besok hanamasa aja”

Ucap Yudha yang kini tengah tersenyum sumringah dengan alis nya yang naik turun

Diyo tersenyum miring memasang wajah liciknya

“Boleh. Tapi Miko gue jual”

Ucap Diyo yang langsung pergi menuju kamar Yudha dan meninggalkan nya sendirian di ruang tamu

“Jangan anjing, separuh nyawa gue itu woii”

Ucap Yudha sambil mengejar Diyo yang kini sudah berada di kasur menutupi wajahnya dengan lengan kanannya

“Hadehh beban temen”

Ucap Yudha pasrah

“Hanamasa Lo gue cancel”

Ucap Diyo yang masih dalam posisi tidurnya

“Ehhh ehhh jangan pakk, becanda doang saya tadi, besok saya makan apa pak?”

Ucap Yudha sok memelas

“Bukan urusan gue”

Ucap Diyo datar

“Yaelahh becanda pakk, sensitif banget sih pak lagi dateng bulan apa gimana?”

Tanya Yudha dengan bercanda

Diyo menghela nafasnya kasar, ia membuka matanya dan mendudukkan dirinya di kasur dengan wajah jengkelnya

“Ribut sama gue ayoo, cape gue denger Lo ngebacot bangsat”

Ucap Diyo yang benar-benar lelah dan frustasi

Yudha berlari kecil menuju kasur lalu melompat ke atas kasur sambil memeluk Diyo

“Becanda sayang”

Ucap Yudha sambil memeluk Diyo dengan gemas

“Geli bangsat. Sana sana”

Gerutu Diyo mengusir yudha

“Hahahaha makannya Lo jangan marah-marah mulu pak. Gue masih normal yeee masih demen cewek gue”

Jelas Yudha sambil melepaskan pelukannya

“Hmmm”

Jawab Diyo malas

Sebenarnya Diyo sudah terbiasa dengan sikap Yudha yang seperti ini, ia juga tau kalau sahabatnya itu normal dan memang suka bercanda. Tapi kali ini kondisi Diyo benar-benar sangat lelah untuk menanggapi candaan Yudha. Yang ingin ia lakukan saat ini adalah agar ia bisa tidur dengan tenang

“Kalo hanamasa gak jadi sushi tei juga boleh”

Goda Yudha saat Diyo hampir tertidur dan tentunya mampu memancing amarah Diyo

“YUDHA PANGESTU”

ucap Diyo dengan nada tegas. Kali ini kesabarannya sudah habis

“Ampun pakkk. Jangan manggil nama lengkap saya begitu pak, berasa lagi di panggil malaikat maut saya”

Diyo menoleh ke arah Yudha dengan mata menyalangnya

“Hehe janji gak ganggu lagi sumpah”

Kali ini Yudha benar-benar diam, bulu kuduk nya merinding. Mengerikan jika membuat Diyo marah. Lebih baik ia tidur sebelum Diyo benar-benar meledak. Pasalnya jika seorang Diyo sudah mengabsen nama lengkap dengan nada tegas itu artinya sebuah peringatan untuk orang itu. Suasana kamar sangat hening, hanya ada suara pendingin ruangan di sana, kini keduanya benar-benar sudah terlelap. Terlarut jauh kedalam mimpi mereka masing-masing.