Apartemen Leo


TING...

suara pintu lift terbuka. Ayanna melangkahkan kakinya dengan derap langkah yang cepat, ia meremas dua kantung kresek yang ia genggam, berisi sarapan yang Aya beli dan obat-obatan untuk mengobati wajah laskar yang babak-belur semalam. Deru nafasnya menggebu-gebu, Ayanna terlihat seperti banteng mengamuk yang siap untuk menyeruduk siapa saja

“Awas aja ya, bakal gue jambak tu anak sampe botak”

Gerutunya saat menyusuri koridor apartemen Leo yang bernomor 3901.

Aya menekan bell dan menggedor pintu apartemen Leo

“LEO ANJING LO YAA... BURUAN BUKAAA”

Teriak Aya yang penuh dengan emosi memanggil Leo agar cepat keluar. Entah apa yang merasuki Leo hingga bisa membuat Aya marah-marah sepagi ini.

Tak lama pintu pun terbuka, aura seram yang terpancar dari Ayanna mampu membuat Leo merinding saat ia melihat Aya berdiri di depan pintunya. Aya berjalan perlahan menghampiri Leo tersenyum sambil memainkan alisnya

“Pagi sayang. Gimana gimana? Lo bilang gue apa tadi? Ohh Lo bilang gue lama ya?”

Kini Aya sudah masuk ke dalam apartemen Leo. Ia semakin maju dan tersenyum licik

“Hehehe”

Di balas cengiran dari Leo. Tanpa aba-aba Leo langsung kabur begitu saja Karna ia tau pasti Ayanna akan menjambaknya habis-habisan

“Anjing, jangan kabur lo”

Ayanna langsung mengejar Leo yang berlari ke dalam ruang tamunya. Ia langsung melempar kantung kresek yang ia genggam ke meja ruang tengah agar bisa lebih leluasa mengejar Leo yang kini sedang berada di belakang sofa, menghindari Aya yang berada di depan sofa

“Ampunn yyaa, gue cuma bercanda tadi suer”

Ucap Leo sambil menunjukan dua jarinya

Aya melempar bantal sofa ke arah Leo. Dengan cepat Leo menghindari lemparan aya

“Gak ada. Enak aja Lo bilang. Pagi-pagi udah bikin darah gue naik aja Lo”

Sekali lagi Aya melemparkan bantal pada Leo yang langsung di tangkap nya.

“Yaelaahhhh. Gue cuma ngeprank Lo Yyaa. Bercanda ini bercanda”

“BODO. SALAH LO BIKIN GUE EMOSI”

“Anjirrr. Salah nih gue ngeprank dia”

cicitnya pelan

Saat sedang lengah, tiba-tiba Aya melompati sofa, leo segera berlari menghindari Aya namun tangan Aya sudah lebih dahulu mendarat di kepala leo dan berhasil menangkap nya. Aya langsung menjambak rambut Leo cukup keras dari belakang hingga membuat Leo yang tadinya ingin kabur tertahan, badannya sedikit tertarik mundur dan sedikit mendongakan kepalanya

“Aduhhh yyaa sakitt awww”

Ringis Leo saat rambutnya di tarik Aya.

“Gue gak bakal berhenti sampe pala Lo botak titik”

“Aww aww lepasin, sakit yyaa. Tega banget Lo sama gue”

“BODOOOO”

Aya semakin keras menarik rambut Leo

“Aarrghhhh” Teriak Leo kesakitan.

“Lo berdua ngapain?

Tanya laskar heran yang tiba-tiba muncul di ruang tamu, menyaksikan dua sahabatnya yang sedang bertengkar.

Tersadar laskar sudah bangun. Dengan cepat Aya langsung melepaskan tangannya yang berisi beberapa helai rambut dari kepala Leo. Sang empunya hanya bisa mengelus kepalanya yang terasa sakit akibat ulah ayanna

“Ehhh Karrr, Lo udah bangun?”

Ucap Aya menghampiri laskar

“Ngapain Lo disini?”

Tanya laskar dengan ekspresi wajah yang dingin. Ayanna Tertegun sejenak, ia sedikit terkejut mendengar nada bicara laskar yang dingin padanya. Tak biasanya laskar seperti ini.

“Hmm gue ke sini karna Leo tadi ngasi tau gue semalem Lo abis berantem. Jadi gue bawain sarapan sama obat buat lo”

“Gak usah”

Ucap laskar langsung pergi mengambil kunci mobil meninggalkan Aya dan Leo di ruang tamu

“Karr, Lo mau kemana?”

Tanya Ayanna sambil mengejar laskar

“Pulang”

laskar seakan tak menghiraukan Ayanna. Ia tetap melangkahkan kakinya menuju pintu

“Tapi luka Lo gimana?”

Tanya Ayanna yang khawatir dengan kondisi laskar. Tak ada jawaban dari laskar, yang ia dapatkan hanya suara pintu yang tertutup. Suasana hening, Leo pun terkejut mengapa sikap laskar sangat aneh pagi ini. Apalagi sikap laskar terhadap Ayanna yang sangat dingin.

Leo menghampiri Aya yang terdiam menatap pintu. Ayanna sangat bingung mengapa sikap laskar bisa berubah seperti itu. Ia memikirkan apakah Aya melakukan kesalahan kemarin hingga membuat laskar marah pagi ini

“Yyaa Lo abis brantem ama laskar?”

Ayanna sedikit terkejut, ia menoleh kearah kiri saat Leo berada di sampingnya

“Hah? enggak kok. Kemarin gue biasa aja sama dia. Tapii...”

Ayanna terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan perkataannya.

“Tapi apa?”

Tanya Leo yang penasaran. Aya membalikan badan dan berjalan ke dalam ruang tamu, mendudukkan dirinya di sofa yang di susul oleh Leo

“Menurut Lo laskar kayak gitu gara-gara abis ribut sama Malvin gak sih?”

“Yaelahh, biasanya juga abis ribut ama si Malvin biasa aja tuh anaknya ke Lo. Gak biasanya sikap dia dingin kayak gini”

Sambil mendengarkan Leo, Aya merogoh kantung kresek berisi nasi uduk yang tadi ia beli. Ia mengambil sebungkus kerupuk untuk di cemili. Aya merasa lapar karna memang sedari tadi ia belum sarapan, apalagi Karena kegaduhan pagi ini yang menguras energi dan membuatnya harus berfikir ada apa dengan laskar

“Jangan-jangan ngambek lagi anaknya gara-gara Uang nya Lo pake traktiran”

Sambung Leo. Aya melempar kerupuk pada Leo yang berada di sampingnya. Leo memgambil kerupuk yang aya lempar tadi dan memakannya.

“Ya enggak lahh. Kalo misalnya dia marah sama gue gara-gara itu, udah dari semalem kali dia gak mau ngomong sama gue”

Aya melanjutkan kegiatannya mencemili kerupuk nya

“Ya siapa tau”

Ucap Leo sambil menaikan kedua bahunya. ia mengambil beberapa kerupuk yang ada di tangan Aya dan memakannya. tiba-tiba ia teringat akan sesuatu

“Traktir apaan. Semalem gue yang bayar monyet”

Leo sedikit kesal pada Aya yang semalam tanpa berpamitan pergi begitu saja meninggalkan Tania, luna, dan juga dirinya di club tanpa membayar semua tagihan, di tambah lagi laskar yang juga mendadak ikutan pergi dari sana. Terpaksa Leo yang harus membayar semua tagihan karena Tania dan Luna tidak mau berpatungan untuk membayar tagihannya.

Ayanna baru teringat tentang ialah yang harus membayar semua tagihan di club semalam.

“Hehehehe sorry”

Aya hanya bisa cengengesan di samping Leo yang sedang menatapnya sinis

“Cengengesan aja Lo. udah lupa bayar, Lo jambak juga rambut gue. Balikin duit gue cepet”

Leo yang kesal menoyor kepala Aya pelan

“Iya maafff. Lagian kan lo yang bikin gue emosi pagi-pagi”

“Gue tadi ngerjain Lo nyet gara-gara semalem Lo ngilang gitu aja, jadinya duit gue juga yang kena”

“Iya iyaa gue transfer sekarang”

Aya memutar bola matanya malas

“Nihhh”

Aya memberikan kerupuk yang ia pegang pada Leo, aya mengambil tasnya dan mencari ponselnya. Saat sedang mencari ponselnya ia merasa ada yang aneh. Dompetnya tidak ada di dalam tasnya. Padahal Aya sudah sangat yakin waktu berangkat tadi ia membawa dompetnya

“Lo kenapa yyaa?”

Tanya Leo yang sedang mengemili kerupuk, heran melihat Aya yang sedang gelisah mengorek-ngorek isi tasnya

“Dompet”

Ucap Aya panik, ia masih fokus mencari dompetnya di dalam tasnya

“Dompet Lo ilang?”

Tanya Leo memastikan

Ayanna bangun dari sofa dan mengeluarkan semua isi tasnya di atas meja, benar saja tak terlihat dompet milik gadis itu. Aya sangat panik, ia mengigiti kuku ibu jarinya

“Dompet gue gak ada. Tapi gue yakin tadi gue bawa dompetnya”

“Ok ok Lo tenang dulu jangan panik. Coba Lo inget-inget terakhir kali Lo belanja atau keluarin dompet dimana?”

Leo berusaha membantu Aya mengingat dimana ia meletakan dompet nya. Aya mondar-mandir kesana-kemari sambil berusaha mengingat dimana terakhir kali ia mengeluarkan dompetnya

“Hmmmm...tadi sih abis beli sarapan gue langsung ke tempat Lo”

Ayanna dan Leo saling bertatap tatapan. Seperti sedang dalam satu pemikiran. Mereka tau dimana dompet Aya tertinggal

“Bego banget sih Lo pake ketinggalan segala”

“gue lupa juga gara-gara Lo ya anjing. Lo nyuruh gue buru-buru jadinya panik gue”

“Yaelahh gue lagi yang kena”

“Yakan emang Lo”

Bukannya cepat-cepat bergegas pergi mencari dompet nya, mereka malah sibuk berdebat saling menyalahkan satu sama lain

“Udah ayokk buruannn”

Leo sudah siap berdiri

“Lo mau kemana?”

“Gue ikut lah ke sana”

“Lo yakin mau kayak gini?”

Ayanna melirik Leo dari atas sampai bawah, tak yakin dengan penampilan Leo yang berantakan khas bangun tidurnya. Apalagi ia tidak mengancingkan baju tidurnya dan hanya menggunakan celana color

Leo mengikuti Ayanna yang melihatnya dari atas sampai bawah. Ia baru sadar dengan penampilannya yang berantakan

“Oiyaa anjing, lupa gue. Tunggu bentar gue ganti baju dulu”

“Cepetan”

Balas aya saat Leo berlari ke dalam kamarnya untuk mengganti baju. Tak lama Leo keluar. Mengenakan kaos over size putih polos dan celana pendek, ia siap untuk berangkat.

“Let's go”

Ajak Leo saat sampai di ruang tamunya. Ayanna langsung bergegas menuju warung nasi uduk tadi pagi di temani Leo

“Kunci Lo mana?”

Leo menyodorkan tangannya pada ayanna saat mereka berdua sedang berada di dalam lift menuju basement. Aya mengambil kunci mobilnya dan memberikannya pada Leo. Saat ini situasi mereka berdua sedang buru-buru, leo tau Meskipun Ayanna sendiri mampu mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, namun saat sedang panik pikirannya seringkali tidak fokus. Jadi untuk menghindari hal yang tidak di inginkan Leo berinisiatif menggantikan Ayanna mengemudi


“Warungnya sebelah mana yyaa?”

Tanya Leo saat dalam perjalanan

“Hmm bentar dulu, gua agak lupa yang mana”

“Anjirrr Lo yang bener aja yyaa”

“Ya namanya juga gue panik tadi. Lagian kan gue juga belum pernah belanja di sana”

Ucap Aya sambil mencari-cari dimana warung nasi uduk tadi. Leo menepikan mobilnya di pinggir jalan

“Kok berenti?”

Tanya ayanna yang bingung saat Leo tiba-tiba menepikan mobilnya.

“Coba Lo inget dulu... Ciri-ciri nya kayak gimana?”

Ayanna mencoba mengingat kembali

“Hmm... Bentar, tadi seinget gue sih warungnya di pinggir jalan kayaknya sebelah kanan deh. Agak tua gitu sih modelnya...”

Leo mendengarkan penjelasan Aya dengan seksama, sambil menggambarkan di otaknya apakah deskripsi yang aya berikan terlintas di pikiran Leo. Barangkali ia pernah berbelanja di sana atau hanya sekedar melewatinya

“Ohh nama warungnya Mpok awan? Mpok awah? Ahh pokoknya awah awah itu dehhh gak tau gue”

Sambung Aya. Leo sedikit bingung

“Hah? Mpok awah?”

“Iyaa, Mpok awah. Yang jual udah agak tua sih trus ada tahilalat di samping dagunya”

“Ok ok coba kita cari pelan-pela....”

“Ehhh itu warungnya gak sih?”

Potong Aya menunjuk ke seberang jalan saat ia menemukan warung yang terlihat mirip dengan warung yang sedang mereka cari

“Ok coba kita cek kesana”

Leo melajukan mobilnya menuju warung yang Aya tunjuk tadi.

“Bener ini?”

Tanya Leo saat sedang memarkirkan mobilnya

“Nahh iyaa bener yang ini”

Ayanna menepukan tangannya sekali dan mengangguk dengan cepat sambil menunjuk warung yang ada di depan mereka.

“Yyaa Mpok Aweh yyaa, bukan Mpok awah”

Leo mengoreksi perkataan Aya saat melihat spanduk di depan warung itu yang bertuliskan (Warung Nasi Uduk Mpok Aweh)

“Ihhh beda tipis juga”

Ayanna memanyunkan bibirnya lalu ia melepaskan seat belt nya dan turun dari mobil begitu juga dengan Leo

“Hadehh serah Lo dehhh”

Ucap Leo saat sedang melepaskan seat beltnya

“Permisi mpokk”

“Yahh maap non nasinye udeh abis”

Mpok Aweh mengira Aya ingin membeli nasi uduknya

“Ehhh enggak Mpok, saya mau tanya Mpok liat dompet saya gak tadi pagi ketinggalan disini”

Ayanna memperlihatkan foto dompetnya pada Mpok Aweh

“Ohhh... Tadi di bawa noh sama temennya non katanya”

“Temen saya? Siapa ya Mpok?”

“Aduh Mpok kagak inget lagi siape namanye. Katanya satu kampus ame non”

Ayanna mengerutkan alisnya bingung, ia menatap Leo yang berada di sampingnya

“Siapa?”

Bisik Aya pada Leo.

Leo hanya menaikan bahunya dan menggelengkan kepala pertanda ia juga tidak tahu

“Ciri-ciri orangnya kayak gimana ya Mpok?”

“Rambutnya gondrong non. Dulu ntu anak sering jajan dimari nonn, tapi sekarang udeh jarang. Ntar kalo dia kesini Mpok kasi tau dahh di cariin non”

“Ohh kalo gitu saya tinggal nomer telfon saya boleh Mpok? Biar nanti kalo Mpok ketemu sama orangnya bisa langsung hubungi saya”

“Ohh iyak boleh dahh”

Mpok Aweh memberikan sebuah buku dan pulpen pada Aya. Aya mencatat nomer telfon nya. Setelah selesai mencatat, ia mengembalikan buku dan pulpen itu

“Kalo gitu kita pamit dulu ya Mpok”

Ucap Leo dan Aya berbarengan

“Iyak, nanti kalo ketemu Mpok kabarin dah”

“Iya Mpok”

Loe dan ayanna kembali ke apartemen. Mereka mendiskusikan siapa kiranya orang yang membawa dompet aya